Hati - Hati , Tak Semua Wanita Boleh Melahirkan di Air. Ini Syarat-syaratnya | Cerita Idola

Hati - Hati , Tak Semua Wanita Boleh Melahirkan di Air. Ini Syarat-syaratnya

Tak Semua Wanita Boleh Melahirkan di Air

   Melahirkan di air atau juga disebut water birth sudah menjadi salah satu metode melahirkan yang digandrungi para ibu hamil, terutama yang masih muda. Rumah sakit pun sekarang ini sudah banyak yang menyediakan metode melahirkan di air. Namun ternyata, tidak semua ibu hamil bisa melakukannya. Mengingat, metode melahirkan dengan cara ini mempunyai manfaat dan risikonya tersendiri.


Apa saja manfaat dan risiko melahirkan di air?

Air membantu meredakan rasa sakit, begitulah memang sifat air. Sehingga, melahirkan dalam air membuat ibu merasa lebih nyaman. Saat ibu nyaman, hormon stres pun berkurang. Hal ini memungkinkan tubuh ibu menghasilkan hormon endorfin yang dapat mengurangi rasa sakit. Kenyamanan juga dapat membuat ibu lebih fokus terhadap proses persalinan daripada sakit yang dirasakannya.

Selain itu, daya apung air juga memungkinkan ibu bisa bergerak bebas mencari posisi terbaik yang nyaman saat melahirkan. Daya apung ini juga dapat meningkatkan kontraksi rahim yang lebih efisien dan melancarkan sirkulasi darah lebih baik, sehingga juga mengurangi rasa sakit. Air juga dapat membuat perineum lebih elastis dan rileks, sehingga dapat mengurangi kejadian perineum robek dan tindakan episiotomi.

Namun, setiap proses melahirkan pasti mempunyai risiko tersendiri, termasuk water birth. Dilansir dari American Pregnancy Association, water birth mempunyai kemungkinan menyebabkan bayi menghirup air, walaupun British Medical Journal sudah percaya dengan keselamatan water birth sebesar 95%.

Dalam proses water birth, idealnya bayi akan menghirup udara setelah hidungnya menyentuh udara (ketika bayi diangkat ke permukaan air). Sebelum hal ini terjadi, bayi akan tetap menerima oksigen dari tali pusarnya. Namun, jika tali pusar bayi lepas atau bengkok saat bayi diangkat ke permukaan air, maka bayi bisa saja langsung bernapas dan menghirup air.

Selain itu, risiko lainnya adalah emboli air pada ibu, yang bisa terjadi saat air memasuki aliran darah ibu. Namun, kejadian ini mungkin sangat jarang terjadi.

Siapa saja yang boleh melahirkan di air?

Melahirkan dalam air membuat ibu lebih tenang dan nyaman saat menghadapi persalinan. Namun, tidak semua ibu bisa untuk melahirkan dalam air karena memang metode melahirkan ini juga penuh risiko.

Ibu hamil yang bisa melahirkan dengan cara water birth adalah:

  • Yang bisa melahirkan normal
  • Yang sudah memiliki usia kehamilan lebih dari 37 minggu
  • Yang hanya melahirkan satu bayi (bukan kehamilan kembar)
  • Posisi bayi sudah baik di minggu-minggu terakhir kehamilan (posisi kepala di bawah) atau bayi tidak sungsang
  • Tanda-tanda melahirkan sudah muncul atau sudah berlangsung setelah diinduksi dengan prostaglandin
  • Air ketuban pecah tepat sebelum persalinan atau selama tahap pertama kehamilan dan air ketuban bersih dari darah maupun feses pertama bayi (mekonium)
  • Anda tidak mempunyai komplikasi apapun selama kehamilan
  • Tekanan darah normal saat akan dan selama melahirkan
  • Bayi Anda sehat dan tidak menunjukkan tanda-tanda kesulitan saat dilahirkan
  • Ada baiknya sebelum Anda memutuskan untuk menjalani water birth, Anda diskusikan terlebih dahulu dengan dokter Anda.

Siapa yang tidak bisa melahirkan di air?

Melahirkan tak selamanya berjalan mulus seperti yang Anda harapkan. Kadang, ada tindakan yang perlu dilakukan dengan cepat dan tepat di tengah proses melahirkan demi kebaikan ibu dan bayi. Oleh karena itu, tidak sembarangan juga ibu yang bisa melahirkan dengan cara water birth. Mereka yang mempunyai risiko kehamilan tidak disarankan untuk menjalankan water birth. Siapa saja?

  • Ibu yang memiliki kondisi medis selama kehamilan, seperti diabetes gestasional , tekanan darah tinggi, preeklampsia, penyakit jantung, atau epilepsi yang tidak terkontrol
  • Ibu yang memiliki berat badan berlebih atau masalah pergerakan yang bisa menyulitkan Anda keluar dari kolam kelahiran
  • Ibu yang memiliki riwayat komplikasi pada kehamilan saat ini atau sebelumnya, seperti perdarahan berat selama kehamilan atau setelah melahirkan
  • Ibu yang melahirkan prematur (usia kandungan kurang dari 37 minggu)
  • Ibu yang memiliki herpes, karena herpes bisa berpindah ke air dengan mudah. Atau, memiliki penyakit infeksi lainnya.