7 Elergi atau Eksim Basah dan Eksim Kering, Apa Bedanya ? | Cerita Idola

7 Elergi atau Eksim Basah dan Eksim Kering, Apa Bedanya ?

Apa Bedanya Eksim Basah dan Eksim Kering?

   Eksim adalah kondisi peradangan kulit yang membuat kulit gatal, merah, terasa kering, kasar, dan bahkan pecah-pecah. Masyarakat Indonesia sendiri tampaknya lebih akrab dengan istilah eksim kering dan eksim basah. Lantas, apa yang membedakan keduanya? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini.

Apa bedanya eksim kering dan eksim basah?

Dalam dunia medis, nyatanya tidak ada yang disebut dengan eksim kering dan eksim basah. Hanya ada satu istilah eksim yang dipakai untuk menggambarkan kondisi peradangan kulit. Kulit gatal memerah dan kering akibat eksim biasanya muncul pada satu bagian kulit, misalnya pada muka, bagian dalam siku, bagian belakang lutut, serta pada tangan dan kaki.

Namun demikian, eksim dibagi lagi menjadi beberapa jenis berdasarkan pemicu gejalanya. Peradangan kulit akibat eksim bisa disebabkan oleh faktor genetik maupun pengaruh lingkungan, seperti bahan kimia dan perubahan suhu ekstrim. Berikut penjelasannya lebih lanjut:

Macam-macam jenis eksim yang paling umum

1. Dermatitis atopik

Dermatitis atopik adalah jenis eksim yang paling umum. Kondisi eksim ini biasanya terjadi pada masa kanak-kanak, dan sering kali akan membaik seiring tumbuh kembang atau setelah dewasa. Dermatitis atopik menyebabkan kulit gatal-gatal, kering, dan pecah-pecah. Peradangan kulit ini biasanya muncul pada tangan, kaki, pergelangan kaki dan tangan, leher, dada bagian atas, lipatan mata, bagian dalam sikut dan lutut. Ketika digaruk, kulit menjadi lecet dan membengkak. Ini yang mungkin sering dianggap sebagai eksim kering oleh kebanyakan orang Indonesia.

Orang-orang yang punya riwayat alergi lebih rentan memiliki eksim atopik, seperti orang dengan alergi makanan atau asma. Alergi adalah penyebab utama eksim pada anak-anak kecil. Ada juga beberapa pemicu yang diketahui dapat menyebabkan eksim atopik, seperti sabun, deterjen, stres, kelembapan rendah, alergi musiman, serta cuaca yang dingin.

2. Dermatitis kontak iritan

Dermatitis kontak iritan (DKI) terjadi saat kulit mengalami kontak dengan bahan iritan, seperti kandungan asam, cairan pemutih, cairan pembersih, kerosene, dan deterjen. Eksim jenis ini sering menyerang para pekerja industri, terutama mereka yang bekerja di industri pertambangan, sumber daya alam, manufaktur, dan pelayanan medis.

Gejala yang lebih sering ditimbulkan oleh dermatitis kontak iritan adalah kulit yang terasa perih, panas, dan gatal. DKI sering tampak sebagai kulit kering atau kulit yang retak, ini mengapa banyak orang yang sering menyebut DKI sebagai eksim kering. Pada beberapa kasus, dermatitis kontak iritan dapat menyebabkan bintil lepuhan yang bisa pecah terbuka menyebabkan kerak sehingga sering disebut sebagai eksim basah.

3. Dermatitis kontak alergi

Dermatitis kontak alergi terjadi saat kulit mengalami reaksi alergi setelah kontak dengan zat asing sehingga menyebabkan gatal dan iritasi. Penyebab umum dermatitis kontak alergi meliputi emas/nikel atau bahan metal lainnya, zat pewangi, sarung tangan lateks, bahan kosmetik, hingga tumbuhan poison oak atau poison ivy.

Pada dermatitis kontak alergi, ruam kulit dapat muncul pada area yang tersentuh zat dalam 24 sampai 48 jam. Gejala utama adalah kulit kering, memerah, melepuh, hingga pembengkakan pada mata, muka, atau selangkangan. Kemungkinan besar, eksim inilah yang juga dapat disebut dengan eksim kering.

4. Eksim Dyshidriotic

Eksim dishidrotik atau dishidrosis adalah kondisi peradangan kulit yang ditandai dengan kemunculan bintil-bintil kecil yang berisi cairan dan terasa gatal pada permukaan kulit telapak tangan dan/atau telapak kaki serta di sela-sela jari.

Lepuhan ini dapat terus muncul dan berlangsung sekitar 3 minggu. Bintil-bintil berisi cairan ini sering dikira sebagai eksim basah. Saat lepuhan mengering, kulit akan menjadi pecah-pecah yang terasa sakit. Jika Anda menggaruk area tersebut, Anda juga akan merasa kulit terasa lebih tebal dan kenyal. Ini yang disebut sebagai eksim kering. Kondisi ini lebih umum terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria. Eksim dishidrosis bisa disebabkan oleh paparan kromium (umumnya terdapat pada garam), alergi, tangan/kaki yang lembap, dan stres.

5. Neurodermatitis

Neurodermatitis mirip dengan eksim dermatitis atopik. Kondisi ini menyebabkan adanya bercak tebal dan bersisik yang muncul di kulit Anda. Eksim ini biasanya sering dialami pada orang yang memiliki jenis eksim atau psoriasis lainnya. Masih belum diketahui apa yang menyebabkan neurodermatitis, meskipun beberapa dokter menduga stress bisa menjad salah satu pemicunya.  

6. Eksim nummular

Jenis eksim nummular umumnya menimbulkan lepuhan bentuk bulat di tubuh. Dalam bahasa latin, nummular juga punya arti sebagai koin. Eksim nummular dapat dipicu oleh reaksi terhadap gigitan serangga atau oleh reaksi alergi terhadap logam dan bahan kimia. Kulit kering juga bisa menyebabkan eksim ini terjadi.

7. Eksim statis

Eksim jenis statis merupakan eksim yang terjadi saat cairan bocor keluar dari pembuluh darah vena dan masuk ke dalam kulit Anda. Hal ini biasanya disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah (varises). Cairan yang bocor ini bisa menyebabkan pembengkakan, kemerahan, gatal, dan nyeri pada kulit. Inilah yang mungkin disebut dengan eksim basah oleh kebanyakan orang Indonesia.

Sekali lagi ditegaskan bahwa tidak ada yang namanya eksim kering maupun eksim basah. Kemungkinan besar, Anda memiliki salah satu jenis eksim di atas. Oleh karena itu, diskusikan lebih lanjut dengan dokter mengenai gejala yang Anda alami.